PENGGOLONGAN OBAT
DOSEN PEMBIMBING :
ACHMAD KUSYAIRI S.Kep,Ns,.M.Kep
DISUSUN OLEH :
MUTI'ATUN NAFISAH
14201.09.17042
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PADJARAKAN - PROBOLINGGO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pemeriksaan fisik
atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari ahli medis memeriksa tubuh
pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat
dalam rekam medis. Rekan medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan.
Biasanya
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada ang gota gerak. Setelah kali. Dengan petunjuk yang di dapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli
medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial, yakni
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis
dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut antara lain:
1)
Apa
saja prinsip-prinsip pemeriksaan fisik ?
2)
Apa
saja riwayat kesehatan ?
3)
Bagaimana
teknik pemeriksaan fisik ?
4)
Apa
saja kelainan pada rambut, kulit, dan kuku ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan maasalah diatas
penulis dapat menyimpulkan tujuan penulisan sebagai :
1)
Untuk
mengetahui apa saja prinsip-prinsip pemeriksaan fisik
2)
Untuk
mengetahui apa saja riwayat kesehatan
3)
Untuk
mengetahui teknik pemeriksaan fisik
4)
Untuk
mengetahui apa saja kelainan pada rambut, kulit,dan kuku
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut antara lain:
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut antara lain:
1. Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
2. Bagi
pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi Anamnesis dan pemeriksaan
rambut,kulit, dan kuku.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Si pemeriksaan harus waspada terhadap setiap lesi yang
menurut pasien telah membesar atau berubah warna. Selain itu timbulnya setiap
pertumbuhan baru hendaknya di perhatikan.
Bila anda memeriksa kulit ,pemeriksaan awal
dilakukan untuk meetapkan aspek umum
kulit. Perhatikan warna,kelembaban dan
tekstur kulit. Perhatikan setiap
perubahan warna, seperti sianosis, ikterus, atau kelainan pigmentasi.
Lesi
vaskular merah mungkin adalah ekstravasasi darah dari pembuluh masuk ke dalam
kulit, yang dikenal sebagai petekia atau
purpura, atau angioma. Angioma adalah malformasi unsur dari
cabang-cabang vaskular. Bila di tekankan kaca obyek diatas angioma, ia akan
memucat. Inilah tes yang akan berguna untuk membedakan angioma dari petekia, yang tidak akan berubah
bila di tekan dengan kaca obyek
Kelembaban yang berlebihan mungkin terdapat
pada orang normal, atau orang normal, atau menyertai demam ,emosi,
penyakit,neoplasma,atau hipertiroidisme. Kulit kering adalah perubahan menua
normal ,tetapi dapat pula di jumpai pada miksedema,nefritis, dan keadaan akibat
obat-obat tertentu. Carilah ekskoriasi, yang dapat menunjukkan adanya pruiritus
sebagai perunjukk penyakit sistemik yang mendasarinya.
Bila
anda melakukan palpasi kullit,nilailah turgor dan teksturnya. Tugor jaringan
adalah alat untuk secara kasar menafsir keadaan hidrasi umum si pasien .Jika
kulit dahi di kerutkan dan dikendorkan kembali, ia dengan segera harus kembali
normal. Seorang pasien dengan hidrasi yang menurun akan menampakkan respons
yang lambat.
Tekstur kulit serungkali sulit bagi pemeriksa
kurang pengalaman untuk dinilai karena tekstur merupakan parameter yang lebih
kualiatif. Kelembutan kadang-kadang disamakan dengan tekstur kulit di atas
abdomen bayi.Tekstur ‘’lembut’’ kulit ditemukan pada hipopituitarisme,dan
keadaan eunuchoid. Tekstur ‘’ Keras’’ kulit terdapat pada
sklerodema dan amiloidosis. Kulit mirip ‘’beluduru’’berhubungan dengan sindrom
Ehlers- Danlos.
2.2 Riwayat
Kesehatan
Riwayat kesehatan adalah ringkasan kondisi
kesehaan klien mulai dari waktu lampau hingga alasan mengapa saat ini datang
kepusat kesehatan. Riwayat ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
A. Data demografi
B. Keluhan utama
C. Persepsi tentang kondisi sakit saat ini
D. Riwayat penyakit terdahulu, riwayat
pembedahan, riwayat dirawat di rumah sakit.
E.
Riwayat
penyakit keluarga
F.
Pengobatan
yang saat ini sedang dijalani
G. Riwayat alergi
H. Status perkembangan mental klien
I.
Riwayat
psokososial
J.
Riwayat
sosiokultural
K. Aktifitas harian (activity daily living)
a) Nutrisi atau diet harinya dan sesudah sakit
b) Keyakinan pola ibadah yang dimiliki sebelum
dan sesudah sakit
c) Pola aktivitas seksual yang dilakukan sebelum
dan sesudah sakit
d) yang dilakukan sebelum dan sesudah sakit
e) Eliminasi BAK –eliminasi urine dan BAB-
eliminasi alvi yang dialami sebelum dan sesudah sakit
f) Pola istirahat dan tidur sebelum dan sesudah
sakit
g) Aktivitas dan rutinitas yang dilakukan tiap
(Oda debor., 2013)
2.3 Tehnik
pemeriksaan fisik
A. Pemeriksaan Fisik Pada Kulit
1. Inspeksi
a) Lihat
warna kulit klien dibawah sinar matahari. Normal nya kulit berwarna cerah merah
muda hingga kecoklatan ataupun hitam. Kulit yang tidak terkena sinar matahari
akan berwarna lebih terang, dan tampak pucat pada orang yang tidak pernah atau
jarang terpapar sinar matahari
b) Lihat
adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder)
c) Lihat
apakah kulit klien tampak berminyak
2.
Palpasi
a) Raba permukaan kulit pada rasakan
kelembapannya.
b) Normalnya kulit teraba lembab, tetapi tidak
basah.
c) Rasakan suhu pada tubuh, normalnya tubuh aka
teraba hangat.
d) Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan
pada bagian dalam.
e) Turgor kulit akan kembali pada waktu <2
detik (nilai normal).
f) Untuk mengetahui pitting edema, tekan
perlahan pada daerah pretibialis, dorsum pedis, atau sakrum. Jika ditemuka
pitting edema, pada area yang ditekan akan nampak bekas jari pemeriksa dan akan
kembali lambat (>2 detik).
B. Pemeriksaan fisik pada rambut
1. Inspeksi
Perhatikan penyebaran
rambut diseluruh tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih banyak pada
pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya, cata adanya tinea kapitis ,
tinea korporis,kutu, dan lain lain. Lihat warnanya,warna rambut berbeda beda
tergantung suku bangsanya.
2. Palpasi
Rasakan apakah rambut berminyak . Tarik sedikit rambut,
catat jika ada kerontokan rambut atau olopesia[rontok berlebihan.
C. Pemeriksaan fisik pada kuku
1. Inspeksi
a) Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku.
Normalnya dasar kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak
pembuluh darah.
b) Sudut normal anatara kuku dengan pangkalnya
adalah 160.
c) Perhatikan sekitar kuku , apakah ada lesi
atau perlukaan.
2.
Palpasi
Tekan ujung jari untuk memeriksa capillary refill time [CRT] yaitu waktu pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali dalam waktu <2 detik. (De Laune dkk., 2002)
Tekan ujung jari untuk memeriksa capillary refill time [CRT] yaitu waktu pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali dalam waktu <2 detik. (De Laune dkk., 2002)
2.4 Kelainan
pada rambut, kulit dan kuku
a) Kelainan pada rambut
1. Hirsutisme[rambut berlebihan]:
Keadaan dimana rambut tumbuh secara berlebihan pada kulit yang biasanya terlalu banyak memiliki rambut.
2. Kebotakan [ alopesia] :
Hilangnya sebagian atau seluruh rambut.
3. Alopesia toksia :
Kerontokan rambut bisa terjadi selama 3-4 bulan setelah penyakit atau keadaan lainnya biasanya kerontoka bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali.
4. Alopesia Areata
Alopesia areata adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi kerontokan rambut di daerah tertentu , biasanya pada kulit kepala atau janggut. Pada alopesia universalis terjadi kerontokan pada semua rambut tubuh.sedangkan pada alopesia totalis terjadi kebotakan total pada rambut kepala.
5. Trikotilomenia
Keadaan dimana rambut tumbuh secara berlebihan pada kulit yang biasanya terlalu banyak memiliki rambut.
2. Kebotakan [ alopesia] :
Hilangnya sebagian atau seluruh rambut.
3. Alopesia toksia :
Kerontokan rambut bisa terjadi selama 3-4 bulan setelah penyakit atau keadaan lainnya biasanya kerontoka bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali.
4. Alopesia Areata
Alopesia areata adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi kerontokan rambut di daerah tertentu , biasanya pada kulit kepala atau janggut. Pada alopesia universalis terjadi kerontokan pada semua rambut tubuh.sedangkan pada alopesia totalis terjadi kebotakan total pada rambut kepala.
5. Trikotilomenia
Trikotilomenia adalah hilangnya rambut
sebagai akibat dari dorongan yang kuat untuk menarik-narik rambut . Hilangnya
rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau tersebar di kulit kepala.
b) Kelainan pada kulit
a) Makula :
Bercak berwarna kemerahan , tidak menonjol, dan ukurannya kurang dari 1cm.
Contoh : kemerahan pada campak.
Bercak berwarna kemerahan , tidak menonjol, dan ukurannya kurang dari 1cm.
Contoh : kemerahan pada campak.
b) Eritema :
Suatu bercak kemerahan yang ukurannya besar besar.
Suatu bercak kemerahan yang ukurannya besar besar.
c) Papula :
Suatu lesi kulit yang menonjol lebih tinggi dari sekitarnya.
Contoh : gigitan nyamuk
Suatu lesi kulit yang menonjol lebih tinggi dari sekitarnya.
Contoh : gigitan nyamuk
d) Vesikula :
Suatu tonjolan kecil [<1 cm] berisi cairan yang berwarna jernih.
Contoh : cacar air, herpes.
Suatu tonjolan kecil [<1 cm] berisi cairan yang berwarna jernih.
Contoh : cacar air, herpes.
e) Bulla :
Suatu tonjolan yang cukup besar, {>1 cm ]berisi cairan berwarna jernih.
Contoh : pada luka bakar.
Suatu tonjolan yang cukup besar, {>1 cm ]berisi cairan berwarna jernih.
Contoh : pada luka bakar.
f) Pustula :
Suatu tonjolan yang berisi nanah.
Contoh : bisul , jerawat, impetigo.
Suatu tonjolan yang berisi nanah.
Contoh : bisul , jerawat, impetigo.
g) Ulkus :
Suatu lesi kulit terbuka yang diakibatkan oleh pecahnya vesikula atau pustula.
Suatu lesi kulit terbuka yang diakibatkan oleh pecahnya vesikula atau pustula.
h) Krusta :
Cairan tubuh yang mengering dapat berupa serum, nanah, darah , dan lain lainnya.
Cairan tubuh yang mengering dapat berupa serum, nanah, darah , dan lain lainnya.
i) Ptechie
:
Bercak perdarahan yang terbatas dan terletak di epidermis kulit.
Contoh : Bercak perdarahan pada demam berdarah.
Bercak perdarahan yang terbatas dan terletak di epidermis kulit.
Contoh : Bercak perdarahan pada demam berdarah.
j) Naevus
pigmentosus :
Hiperpigmentasi pada suatu daerah kulit dengan batas tegas.
Contoh : tai lalat
Hiperpigmentasi pada suatu daerah kulit dengan batas tegas.
Contoh : tai lalat
k) Hematoma:
Perdarahan dibawah kulit yang umumnya berukuran lebih besar dan berwarna dari
merah.
Perdarahan dibawah kulit yang umumnya berukuran lebih besar dan berwarna dari
merah.
l) Ekskoriasi
:
Pengelupasan epidermis pada luka lecet/abrasi.
Pengelupasan epidermis pada luka lecet/abrasi.
m) Vitiligo :
Daerah kuliat yang tidak berpigmen/kurang dari sekitarnya .
contoh : Bekas luka bakar, tampak lebih putih.
Daerah kuliat yang tidak berpigmen/kurang dari sekitarnya .
contoh : Bekas luka bakar, tampak lebih putih.
n) Ikterus:
warna kekuning kuninganpada kulit, telapak tangan , sklera mata yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin . sering ditemukan pada penyakit penyakit hati.
warna kekuning kuninganpada kulit, telapak tangan , sklera mata yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin . sering ditemukan pada penyakit penyakit hati.
c)
Kelainan pada kuku
1.
Jari gada [ clubbing finger] :terjadi karena kondisi hipoksia dalama
waktu yang lama. Sudut antara kuku dan dasarnya <180.
2. Koilonikia [koilonychia] :bentuk kuku
seperti sendok, disebabkan karena anemia dalama jangka waktu yang lama.
3.
Paronikia [paronychia] :ditandai dengan adanya edema pada dasar kuku.
Diakibatkan karena trauma infeksi yang bersifat lokal.
4.
Garis beau : biasa terjadi karena infeksi yang kronis. Ditandai dengan
garis transversal pada permukaan kuku.
5.
Onikomikosis :terjadi karena adanya infeksi jamur pada kuku.
6. Onycholysis : proses terlepasnya kuku karena onikomikosis
yang tidak ditangani.
BAB
III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya pada bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan /membuktikan hasil anamnesa , menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya pada bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan /membuktikan hasil anamnesa , menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
Pemeriksaan fisik
mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada klien yang baru masuk
ketempat pelayanan kesehatan untuk dirawat, secara rutin pada klienyang sedang
dirawat, sewaktu waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi pemeriksaan fisik ini
sangat penting dan harus dilakukan pada kondisi tersebut baik klien dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar.
Pemeriksaan fisik
sangat penting karena sangat bermanfaat ,baik untuk menegakkan diagnosa
keperawatan. Memilih intervensi yang tepat untuk proses keperawatan, maupun
untuk mengevaluasi dari hasil asuhan keperawatan.
3.2 Saran
Agar pemeriksaan
dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami ilmu pemeriksaan fisik
dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan secara berurutan,
sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Debora ,Oda 2013 proses keperawatan dan
pemeriksaan fisik, jakarta : salemba medika
Bickley, Lynn S . 2008. Buku saku pemeriksaan
fisik dan riwayat kesehatan bates,
jakarta .EGC
Tambunan, Eviana S .2011 panduan pemeriksaan
fisik bagi mahasiswa keperawatan , jakarta : salemba medika.
Swartz ,Mark H. 2010 buku ajar diagnostik
fisik[textbook of physical diagnosis] , jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment