ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFA
DOSEN
PEMBIMBING :
NAFOLEON
NUR RAHMAT S.Kep,.Ns,.M.Kes
DISUSUN OLEH :
MUTI'ATUN NAFISAH
14201.09.17042
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PADJARAKAN – PROBOLINGGO
2018
- 2019
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah
rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala
rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun
maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty,
kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul” ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
PERSYARAFAN ’’dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga
tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. KH. Moh.
Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan
Genggong
2. Dr. H.
Nur hamim, M.Kep.,S.Kep.Ns sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong
3. Shinta
Wahyusari,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4. Rizka Yunita, S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5. Nafoleon nur rahmat S.Kep,.Ns,.M.Kes. sebagai dosen mata kuliah
ilmu dasar keperawatan.
Pada
akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran
dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi
makalah ini.
Genggong
,18 Desember 2018
DAFTAR
ISI
Cover.............................................................................................................. .........i
Kata Pengantar............................................................................................... .........ii
Daftar Isi........................................................................................................ ......... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.................................................................................... .........1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................ ........ 2
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................. ..........3
1.4
Manfaat............................................................................................... ......... 4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Neuron..................................................................................................... ......... 5
2.2
Bagian-bagian Neuron........................................................................... ........... 6
2.3
Sistem Saraf Pusat.................................................................................. ...........7
2.4
Otak....................................................................................................................8
2.5
Sistem Saraf Perifer................................................................................ ...........9
2.6
Sistem Saraf Otonom........................................................................................10
2.7
Sistem Saraf Simpatik.......................................................................................11
2.8
Sistem Saraf Parasimpatik.................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem saraf manusia merupakan
jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks.
Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara
seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini
juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu
berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf
diantara berbagai sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya
pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem
ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan berespon terhadap
rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak
dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud neuron ?
2.
Sebutkan bagian bagian neuron ?
3.
Apa saja penyusun sistem saraf pusat ?
4.
Jelaskan apa yang dimaksud system saraf
perifer ?
5.
Jelaskan apa yang dimaksud system saraf
otonom ?
6.
Jelaskan apa yang dimaksud system saraf
simpatik & Parasimpatik?
1.3 TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf.
1.4 MANFAAT
1.
Mahasiswa mampu mengetahui apa saja
penyusun syaraf
2.
Sebagai referensi bagi pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
NEURON
Neuron terdiri atas banyak sel yang
disebut neuron, yang ditunjang oleh jenis jaringan ikat khusus persarafan
adalah impuls saraf, atau potensial aksi, yang mirip dengan muatan listrik.
Akan tetapi, tidak seperti kabel listrik biasa, neuron secara aktif terlibat
dalam mengkonduksi impuls saraf., neuroglia. Tiap neuron terdiri atas badan
sel, satu akson, dan banyak dendrit. Neuron biasa disebut sel saraf. Berkas
akson yang berkumpul disebut saraf. Unit fisiologis sistem
2.2
BAGIAN NEURON
Neuron memiliki karakter
iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas adalah kemampuan untuk
menginisiasi impuls saraf dalam berespons terhadap stimuli dari luar tubuh
(missal sentuhan, cahaya) dan alam tubuh (missal perubahan konsentrasi karbon
dioksida dalam darah mempengaruhi pernapasan), sedangkan konduktivitas adalah
kemampuan untuk menghantarkan impuls.
1) Badan
sel.
Badan sel membentuk substansia grisea (gray matter) sistem persarafan dan
ditemukan di perifer otak dan di tengah medula spinalis.
2)Akson.
Tiap sel saraf hanya memiliki satu akson yang membawa impuls saraf keluar sel
tubuh. Akson biasanya lebih panjang daripada dendrit, kadang memiliki panjang
100 cm.
3)Dendrit.
Dendrit berfungsi menerima dan membawa impuls yang datang ke badan sel. Dendrit
memiliki struktur yang sama dengan akson, tetapi biasanya berukuran lebih
pendek dan bercabang.
2.3 SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf terdiri atas otak dan
medula spinalis. Selain itu, sistem saraf pusat ditunjang oleh neuroglia,
meningen, serta ventrikel otak dan cairan serebrospinal.
a. Neuroglia
Neuron sistem saraf pusat ditunjang
oleh empat jenis sel glia, yang tidak dapat dirangsang dan menyusun seperempat
hingga setengah volume jaringan otak.
b. Meningen
Otak dan medula spinalis
dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan, meningen (selaput otak), yang terletak
di antara tengkorak dan otak, serta antara foramen vertebra dan medula
spinalis. Meningen terdiri atas dura mater, araknoid, dan pia mater.
- Dura
mater. Dura mater serebral terdiri atas dua lapis
jaringan fibrosa padat. Dura mater merupakan lapisan paling luar yang padat dan
keras yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.
- Araknoid
mater. Araknoid merupakan lapisan jaringan fibrosa yang
terletak di antara dura dan pia mater. Antara dura mater dan araknoid,
dipisahkan oleh ruang subdural, sedangkan antara araknoid dan pia mater,
dipisahkan oleh ruang subaraknoid, yang mengandung cairan serebrospinal.
- Pia
mater. Pia mater merupakan lapisan jaringan ikat yang
mengandung banyak pembuluh darah. Pia mater melekat pada otak dan berlanjut
menyelubungi medula spinalis.
c. Ventrikel
Otak dan Cairan Serebrospinal (CSS)
Dalam otak, terdapat empat rongga
berbentuk tidak beraturan, atau ventrikel, yang berisi cairan serebrospinal.
Fungsi cairan serebrospinal adalah sebagai berikut:
1)
Menunjang dan melindungi otak dan medula
spinalis.
2)
Mempertahankan tekanan yang sama di
sekitar struktur yang lunak ini.
3)
Bekerja sebagai bantalan dan penahan
syok antara otak dan tulang kranial.
4)
Menjaga otak dan medula spinalis tetap
lembap serta memungkinkan pertukaran zat antara CSS dan sel saraf, seperti
nutrient dan produk sisa.
2.4
OTOT
Otak menyusun sekitar
seperlimapuluh berat badan dan terletak di rongga kranial. Bagian-bagian otak
adalah serebrum, otak tengah (midbrain), pons, medula oblongata, dan serebelum.
a. Serebrum
Otak tengah terdiri atas nuklei dan serat saraf (traktus), yang menghubungkan serebrum
dengan bagian bawah otak dan dengan medula spinalis. Nuklei bekerja sebagai
stasiun penyiar bagi serat saraf asendens dan desendens.
b. Pons.
Pons
berada di depan serebelum, di bawah otak tengah. Pons terdiri atas serat saraf
yang membentuk jembatan antara dua hemisfer serebelum, dan serat yang melalui
antara posisi otak yang lebih tinggi dan medula spinalis. Terdapat nuklei yang
membentuk pusat pneumotaksik dan apnustik yang berhubungan dengan pusat
pernapasan di medula oblongata.
c. Medula
oblongata.
Medula oblongata memanjang dari
pons hingga medula spinalis. Panjangnya sekitar 2,5 cm dan terletak di dalam
cranium di atas foramen magnum. Permukaan anterior dan posterior ditandai oleh
fisura sentral. Bagian terluar terdiri atas substansi albikan yang melalui otak
hingga medula spinalis, dan substansi grisea, yang terletak di tengah. Pusat
vital terdiri atas kelompok sel (nuklei) yang berhubungan dengan aktivitas
refleks otonom, yang berada pada struktur dalamnya, yakni pusat kardiovaskular,
pusat napas, pusat refleks muntah, batuk, dan menelan.
d. Serebelum
Serebelum berada di belakang pons
dan di bawah bagian posterior serebrum yang ditempati fossa karnial posterior.
Serebelum berbentuk oval dan memiliki dua hemisfer, yang dipisahkan oleh suatu
garis tengah yang sempit disebut vermis. Serebelum berfungsi dalam koordinasi
gerakan otot volunter, postur, dan keseimbangan. Serebelum juga terlibat dalam
proses bahasa dan belajar. Kerusakan area ini menyebabkan gerakan otot yang
tidak terkoordinasi, kikuk, dan gaya berjalan diseret.
e. Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan bagian
sistem saraf pusat yang berbentuk silinder dan panjang yang terdapat di saluran
vertebra serta dikelilingi oleh meningen (selaput otak) dan cairan
serebrospinal. Panjangnya pada pria dewasa sekitar 45 cm dan tebalnya sebesar
jari kelingking. Saat CSS diperlukan untuk specimen, dilakukan pungsi lumbal,
yakni prosedur pengambilan cairan di titik di bawah ujung, pada vertebra lumbal
ke-2 ruang subaraknoid.
Medula spinalis merupakan jaringan saraf yang menghubungkan antara otak
dan bagian tubuh lainnya. Medula spinalis terdiri atas saraf-saraf spinalis.
Saraf ini menyampaikan impuls dari otak ke berbagai organ dan jaringan yang
turun melalui medula spinalis.
2.5 SISTEM SARAF PERIFER
Sistem
saraf perifer/ tepi memiliki 31 pasang saraf spinal, 12 pasang saraf kranial,
dan sistem saraf otonom.
a.
Saraf
Spinal
Terdapat
31 pasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebra melalui foramina
intervertebra yang dibentuk oleh vertebra yang berdekatan. Pengelompokan
namanya sama seperti nama vertebra yang berhubungan dengan saraf ini yaitu 8
servikal, 12 torasik, 5 lumbal, 5 sakral, dan 1 koksigis. Walaupun hanya
terdapat tujuh servikal vertebra, tetapi terdapat 8 saraf spinal karena
pasangan pertama keluar dari kanalis vertebra diantara tulang oksipital dan
atlas, serta pasangan kedelapan keluar di bawah vertebra servikal pertama.
Selanjutnya, saraf diberi nama dan nomor vertebra seperti di atas.
b.
Saraf
Kranial
Terdapat
12 pasang saraf kranial yang berasal dari nuklei di permukaan inferior otak,
sebagian saraf sensoris, sebagian saraf motorik, dan sebagian saraf campuran.
Saraf tersebut adalah sebagai berikut:
1) Saraf
Olfaktorius (sensoris). Saraf ini merupakan saraf indra
penghidu/pendiuman.
2) Saraf
Optikus (sensoris). Saraf ini merupakan saraf indra pengelihatan.
3) Saraf
Okulomotorik (motorik). Saraf ini mempersarafi : 4 dari 6 otot ekstrinsik, yang
menggerakkan bola mata (otot superior, rekti medial dan inferior, serta obliq
inferior).
4) Saraf
Troklear (motorik). Saraf ini muncul dari nuklei di dekat akueduktus serebri.
Saraf ini mempersarafi otot obliq superior mata.
5) Saraf
Trigeminus (campuran). Saraf ini mengandung serat sensoris dan motorik serta
merupakan saraf kranial terbesar. Saraf ini mengendalikan saraf sensoris di
wajah dan kepala (termasuk rongga mulut, hidung, dan gigi), menerima impuls
nyeri, suhu, dan sentuhan. Serat motorik menstimulasi otot mastikasi
(pengunyah). Saraf oftalmik hanya memiliki serat saraf sensoris dan
mempersarafi kelenjar lakrimalis, konjungtiva mata, dahi, kelopak, mata, bagian
anterior kulit kepala, dan membran mukosa hidung. Saraf maksilaris hanya
memiliki serat saraf sensoris dan mempersarafi pipi, rahang atas, gigi atas,
dan kelopak mata bawah. Saraf mandibular mengandung serat sensoris dan motorik.
Saraf ini mempersarafi gigi dan gusi rahang bawah, daun telinga, serta bibir
bawah dan lidah. Serat motorik mempersarafi otot mastika.
6) Saraf
Abdusens (motorik). Saraf ini muncul dari nuklei yang berada di dasar ventrikel
keempat. Saraf ini mempersarafi otot rektus lateral bola mata.
7) Saraf
Fasial (campuran). Saraf ini terdiri atas serat saraf sensoris dan motorik.
Serat saraf motorik mempersarafi otot-otot ekspresi wajah.
8) Saraf
Vestibulokoklear/auditorius (sensoris).
Saraf ini terdiri atas saraf vestibular
dan koklear. Saraf vestibular muncul dari kanalis semisirkularis telinga dalam
dan berfungsi untuk mempertahankan postur dan keseimbangan tubuh, sedangkan
saraf koklear berasal dari organ spiral (organ corti) ditelinga dalam dan
menyampaikan impuls ke area pendengaran di korteks serebri tempat suara
dipersepsikan.
9) Saraf
Glosofaringeal (campuran). Serat motorik muncul dari nuklei di medula oblongata
dan menstimulasi otot lidah dan faring serta sel sekretorik kelenjar parotis
(saliva), Serat sensoris menyampaikan impuls ke korteks serebri dari lidah
posterior, tonsil, dan faring, serta dari papila pengecap di lidah dan faring.
Saraf ini penting dalam refleks gag dan menelan.
10) Saraf
Vagus (campuran). Saraf ini berjalan melalui leher ke toraks dan abdomen.
11) Saraf
Aksesorius (motorik).
Saraf ini muncul dari nuklei di medula
oblongata dan di medula spinalis.
12) Saraf
Hipogloosal (motorik). Saraf ini muncul dari nuklei di medula oblongata. Saraf
ini mempersarafi otot lidah dan otot di sekitar tulang hyoid serta berfungsi
dalam proses menelan dan bahasa.
2.6 SISTEM SARAF OTONOM
Bagian
otonom atau invoulunter sistem persarafan mengendalikan fungsi otomatis tubuh,
yakni diinisiasi di otak di bawah serebrum. Walaupun stimulasi tidak terjadi
secara volunter, individu dapat menyadari efeknya, misal meningkatkan denyut
jantung.
Efek aktivitas
otonom terjadi cepat dan organ efektornya adalah sebagai berikut :
1. Otot polos, misalnya
perubahan jalan napas atau diameter pembuluh darah.
2. Otot jantung, misalnya
perubahan kecepatan dan tekanan denyut jantung.
3. Kelenjar, misalnya
meningkatkan atau menurunkan sekresi pencernaan.
2.7 SISTEM SARAF SIMPATIK
Neuron menyampaikan impuls dari hipotalamus,
formasi retrikular, dan medula oblongata ke organ efektor dan jaringan. Neuron
pertama memiliki badan sel di otak dan sertanya memanjang ke medula spinalis.
Neuron pra- dan post-ganglion kemudian mengonduksi impuls simpatik ke organ
efektor.
Saraf ini terletak didepan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini
terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, anara lain mempercepat detak
jjantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, atara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi,
dan menghambat kontraksi kandung kemih.
2.8
SISTEM SARAF PARASIMPATIK
Dua neuron (pre-ganglion dan post-ganglion)
terlibat dalam penghantaran impuls dari sumber neuron ke organ efektor.
Neurotransmiter pada kedua sinaps adalah asetilkolin. Saraf ini memiliki fungsi
kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf
parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantug, memperkecil
ppil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang
ereksi, dan mempercepat kontraksi kandung kemih. Karena kerja kedua saraf itu
berlawanan, maka mengakibatkan keadaan yang normal.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Sistem saraf manusia merupakan
jalinan jaringan saraf yang mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan
interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya.
2.
Unit fungsional sistem saraf adalah
neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari: badan sel, dendrite, dan
akson.
3. Sistem saraf dibagi menjadi: sistem
saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari
otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer terdiri dari saraf cranial yang
berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis.
3.2 SARAN
Untuk dapat memahami system saraf,
selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada ( buku,internet,
dan lain-lain ) kita harus dapat mengaitkan materi-materi tersebut dalam
kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah dipahami dan akan selalu diingat.
DAFTAR
PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson dan
Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk; editor edisis bahasa
Indonesia, Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan
Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldman, editor edisi bahasa
Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
No comments:
Post a Comment