Tuesday, December 18, 2018

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN


                          ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFA
 
DOSEN PEMBIMBING :
NAFOLEON NUR RAHMAT S.Kep,.Ns,.M.Kes



 DISUSUN OLEH : 
MUTI'ATUN NAFISAH
14201.09.17042


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
 HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
 PADJARAKAN – PROBOLINGGO
2018 - 2019




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul” ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN ’’dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan Genggong
2.      Dr. H. Nur hamim, M.Kep.,S.Kep.Ns sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
3.      Shinta Wahyusari,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4.      Rizka Yunita, S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5.      Nafoleon nur rahmat S.Kep,.Ns,.M.Kes. sebagai dosen mata kuliah ilmu dasar keperawatan.
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.



Genggong ,18 Desember 2018



DAFTAR ISI
         Cover..............................................................................................................  .........i
Kata Pengantar............................................................................................... .........ii
Daftar Isi........................................................................................................ ......... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar  Belakang.................................................................................... .........1
1.2         Rumusan Masalah................................................................................ ........ 2
1.3         Tujuan Penulisan................................................................................. ..........3
1.4         Manfaat............................................................................................... ......... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Neuron..................................................................................................... ......... 5
2.2 Bagian-bagian Neuron........................................................................... ........... 6
2.3 Sistem Saraf Pusat.................................................................................. ...........7
2.4 Otak....................................................................................................................8
2.5 Sistem Saraf Perifer................................................................................ ...........9
2.6 Sistem Saraf Otonom........................................................................................10
2.7 Sistem Saraf Simpatik.......................................................................................11
2.8 Sistem Saraf Parasimpatik.................................................................................12
BAB  III PENUTUP
3.1    Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2    Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
       Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem (Price dan Wilson, 2005).
      Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).

1.2  RUMUSAN MASALAH
      1.      Apa yang dimaksud neuron ?
      2.      Sebutkan bagian bagian neuron ?
      3.      Apa saja penyusun sistem saraf pusat ?
      4.      Jelaskan apa yang dimaksud system saraf perifer ?
      5.      Jelaskan apa yang dimaksud system saraf otonom ?
      6.      Jelaskan apa yang dimaksud system saraf simpatik & Parasimpatik?

1.3  TUJUAN 
 Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf.

1.4  MANFAAT
      1.      Mahasiswa mampu mengetahui apa saja penyusun syaraf
      2.      Sebagai referensi bagi pembaca



BAB II
PEMBAHASAN

    2.1 NEURON
Neuron terdiri atas banyak sel yang disebut neuron, yang ditunjang oleh jenis jaringan ikat khusus persarafan adalah impuls saraf, atau potensial aksi, yang mirip dengan muatan listrik. Akan tetapi, tidak seperti kabel listrik biasa, neuron secara aktif terlibat dalam mengkonduksi impuls saraf., neuroglia. Tiap neuron terdiri atas badan sel, satu akson, dan banyak dendrit. Neuron biasa disebut sel saraf. Berkas akson yang berkumpul disebut saraf. Unit fisiologis sistem

    2.2 BAGIAN NEURON
Neuron memiliki karakter iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas adalah kemampuan untuk menginisiasi impuls saraf dalam berespons terhadap stimuli dari luar tubuh (missal sentuhan, cahaya) dan alam tubuh (missal perubahan konsentrasi karbon dioksida dalam darah mempengaruhi pernapasan), sedangkan konduktivitas adalah kemampuan untuk menghantarkan impuls.
  1) Badan sel. Badan sel membentuk substansia grisea (gray matter) sistem persarafan dan ditemukan   di perifer otak dan di tengah medula spinalis.
  2)Akson. Tiap sel saraf hanya memiliki satu akson yang membawa impuls saraf keluar sel tubuh. Akson biasanya lebih panjang daripada dendrit, kadang memiliki panjang 100 cm.
  3)Dendrit. Dendrit berfungsi menerima dan membawa impuls yang datang ke badan sel. Dendrit memiliki struktur yang sama dengan akson, tetapi biasanya berukuran lebih pendek dan bercabang.

    2.3 SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf terdiri atas otak dan medula spinalis. Selain itu, sistem saraf pusat ditunjang oleh neuroglia, meningen, serta ventrikel otak dan cairan serebrospinal.
                 a.       Neuroglia
Neuron sistem saraf pusat ditunjang oleh empat jenis sel glia, yang tidak dapat dirangsang dan menyusun seperempat hingga setengah volume jaringan otak.
                 b.      Meningen
Otak dan medula spinalis dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan, meningen (selaput otak), yang terletak di antara tengkorak dan otak, serta antara foramen vertebra dan medula spinalis. Meningen terdiri atas dura mater, araknoid, dan pia mater.
-      Dura mater. Dura mater serebral terdiri atas dua lapis jaringan fibrosa padat. Dura mater merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.
-       Araknoid mater. Araknoid merupakan lapisan jaringan fibrosa yang terletak di antara dura dan pia mater. Antara dura mater dan araknoid, dipisahkan oleh ruang subdural, sedangkan antara araknoid dan pia mater, dipisahkan oleh ruang subaraknoid, yang mengandung cairan serebrospinal.
-        Pia mater. Pia mater merupakan lapisan jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Pia mater melekat pada otak dan berlanjut menyelubungi medula spinalis.
                c.       Ventrikel Otak dan Cairan Serebrospinal (CSS)
Dalam otak, terdapat empat rongga berbentuk tidak beraturan, atau ventrikel, yang berisi cairan serebrospinal.
Fungsi cairan serebrospinal adalah sebagai berikut:
1)      Menunjang dan melindungi otak dan medula spinalis.
2)      Mempertahankan tekanan yang sama di sekitar struktur yang lunak ini.
3)      Bekerja sebagai bantalan dan penahan syok antara otak dan tulang kranial.
4)      Menjaga otak dan medula spinalis tetap lembap serta memungkinkan pertukaran zat antara CSS dan sel saraf, seperti nutrient dan produk sisa.
2.4  OTOT
Otak menyusun sekitar seperlimapuluh berat badan dan terletak di rongga kranial. Bagian-bagian otak adalah serebrum, otak tengah (midbrain), pons, medula oblongata, dan serebelum.
 a.     Serebrum
Otak tengah terdiri atas nuklei dan serat saraf (traktus), yang menghubungkan serebrum dengan bagian bawah otak dan dengan medula spinalis. Nuklei bekerja sebagai stasiun penyiar bagi serat saraf asendens dan desendens.
b.      Pons.
Pons berada di depan serebelum, di bawah otak tengah. Pons terdiri atas serat saraf yang membentuk jembatan antara dua hemisfer serebelum, dan serat yang melalui antara posisi otak yang lebih tinggi dan medula spinalis. Terdapat nuklei yang membentuk pusat pneumotaksik dan apnustik yang berhubungan dengan pusat pernapasan di medula oblongata.
c.       Medula oblongata.
           Medula oblongata memanjang dari pons hingga medula spinalis. Panjangnya sekitar 2,5 cm dan terletak di dalam cranium di atas foramen magnum. Permukaan anterior dan posterior ditandai oleh fisura sentral. Bagian terluar terdiri atas substansi albikan yang melalui otak hingga medula spinalis, dan substansi grisea, yang terletak di tengah. Pusat vital terdiri atas kelompok sel (nuklei) yang berhubungan dengan aktivitas refleks otonom, yang berada pada struktur dalamnya, yakni pusat kardiovaskular, pusat napas, pusat refleks muntah, batuk, dan menelan.
d.      Serebelum
          Serebelum berada di belakang pons dan di bawah bagian posterior serebrum yang ditempati fossa karnial posterior. Serebelum berbentuk oval dan memiliki dua hemisfer, yang dipisahkan oleh suatu garis tengah yang sempit disebut vermis. Serebelum berfungsi dalam koordinasi gerakan otot volunter, postur, dan keseimbangan. Serebelum juga terlibat dalam proses bahasa dan belajar. Kerusakan area ini menyebabkan gerakan otot yang tidak terkoordinasi, kikuk, dan gaya berjalan diseret.
e. Medula Spinalis
           Medula spinalis merupakan bagian sistem saraf pusat yang berbentuk silinder dan panjang yang terdapat di saluran vertebra serta dikelilingi oleh meningen (selaput otak) dan cairan serebrospinal. Panjangnya pada pria dewasa sekitar 45 cm dan tebalnya sebesar jari kelingking. Saat CSS diperlukan untuk specimen, dilakukan pungsi lumbal, yakni prosedur pengambilan cairan di titik di bawah ujung, pada vertebra lumbal ke-2 ruang subaraknoid.
          Medula spinalis merupakan jaringan saraf yang menghubungkan antara otak dan bagian tubuh lainnya. Medula spinalis terdiri atas saraf-saraf spinalis. Saraf ini menyampaikan impuls dari otak ke berbagai organ dan jaringan yang turun melalui medula spinalis.

2.5  SISTEM SARAF PERIFER
Sistem saraf perifer/ tepi memiliki 31 pasang saraf spinal, 12 pasang saraf kranial, dan sistem saraf otonom.
a.       Saraf Spinal
Terdapat 31 pasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebra melalui foramina intervertebra yang dibentuk oleh vertebra yang berdekatan. Pengelompokan namanya sama seperti nama vertebra yang berhubungan dengan saraf ini yaitu 8 servikal, 12 torasik, 5 lumbal, 5 sakral, dan 1 koksigis. Walaupun hanya terdapat tujuh servikal vertebra, tetapi terdapat 8 saraf spinal karena pasangan pertama keluar dari kanalis vertebra diantara tulang oksipital dan atlas, serta pasangan kedelapan keluar di bawah vertebra servikal pertama. Selanjutnya, saraf diberi nama dan nomor vertebra seperti di atas.
b.      Saraf Kranial
Terdapat 12 pasang saraf kranial yang berasal dari nuklei di permukaan inferior otak, sebagian saraf sensoris, sebagian saraf motorik, dan sebagian saraf campuran. Saraf tersebut adalah sebagai berikut:
1)          Saraf Olfaktorius (sensoris). Saraf ini merupakan saraf   indra penghidu/pendiuman.
2)          Saraf Optikus (sensoris). Saraf ini merupakan saraf indra pengelihatan.
3)    Saraf Okulomotorik (motorik). Saraf ini mempersarafi : 4 dari 6 otot ekstrinsik, yang menggerakkan bola mata (otot superior, rekti medial dan inferior, serta obliq inferior).
4)         Saraf Troklear (motorik). Saraf ini muncul dari nuklei di dekat akueduktus serebri. Saraf ini mempersarafi otot obliq superior mata.
5)   Saraf Trigeminus (campuran). Saraf ini mengandung serat sensoris dan motorik serta merupakan saraf kranial terbesar. Saraf ini mengendalikan saraf sensoris di wajah dan kepala (termasuk rongga mulut, hidung, dan gigi), menerima impuls nyeri, suhu, dan sentuhan. Serat motorik menstimulasi otot mastikasi (pengunyah). Saraf oftalmik hanya memiliki serat saraf sensoris dan mempersarafi kelenjar lakrimalis, konjungtiva mata, dahi, kelopak, mata, bagian anterior kulit kepala, dan membran mukosa hidung. Saraf maksilaris hanya memiliki serat saraf sensoris dan mempersarafi pipi, rahang atas, gigi atas, dan kelopak mata bawah. Saraf mandibular mengandung serat sensoris dan motorik. Saraf ini mempersarafi gigi dan gusi rahang bawah, daun telinga, serta bibir bawah dan lidah. Serat motorik mempersarafi otot mastika.
6)    Saraf Abdusens (motorik). Saraf ini muncul dari nuklei yang berada di dasar ventrikel keempat. Saraf ini mempersarafi otot rektus lateral bola mata.
7)      Saraf Fasial (campuran). Saraf ini terdiri atas serat saraf sensoris dan motorik. Serat saraf motorik mempersarafi otot-otot ekspresi wajah.
8)          Saraf Vestibulokoklear/auditorius (sensoris).
Saraf ini terdiri atas saraf vestibular dan koklear. Saraf vestibular muncul dari kanalis semisirkularis telinga dalam dan berfungsi untuk mempertahankan postur dan keseimbangan tubuh, sedangkan saraf koklear berasal dari organ spiral (organ corti) ditelinga dalam dan menyampaikan impuls ke area pendengaran di korteks serebri tempat suara dipersepsikan.
9)       Saraf Glosofaringeal (campuran). Serat motorik muncul dari nuklei di medula oblongata dan menstimulasi otot lidah dan faring serta sel sekretorik kelenjar parotis (saliva), Serat sensoris menyampaikan impuls ke korteks serebri dari lidah posterior, tonsil, dan faring, serta dari papila pengecap di lidah dan faring. Saraf ini penting dalam refleks gag dan menelan.
10)      Saraf Vagus (campuran). Saraf ini berjalan melalui leher ke toraks dan abdomen.
11)      Saraf Aksesorius (motorik).
Saraf ini muncul dari nuklei di medula oblongata dan di medula spinalis.
12)   Saraf Hipogloosal (motorik). Saraf ini muncul dari nuklei di medula oblongata. Saraf ini mempersarafi otot lidah dan otot di sekitar tulang hyoid serta berfungsi dalam proses menelan dan bahasa.
2.6  SISTEM SARAF OTONOM
Bagian otonom atau invoulunter sistem persarafan mengendalikan fungsi otomatis tubuh, yakni diinisiasi di otak di bawah serebrum. Walaupun stimulasi tidak terjadi secara volunter, individu dapat menyadari efeknya, misal meningkatkan denyut jantung.
Efek aktivitas otonom terjadi cepat dan organ efektornya adalah sebagai berikut :
    1.    Otot polos, misalnya perubahan jalan napas atau diameter pembuluh darah.
    2.    Otot jantung, misalnya perubahan kecepatan dan tekanan denyut jantung.
    3.    Kelenjar, misalnya meningkatkan atau menurunkan sekresi pencernaan.

2.7 SISTEM SARAF SIMPATIK
Neuron menyampaikan impuls dari hipotalamus, formasi retrikular, dan medula oblongata ke organ efektor dan jaringan. Neuron pertama memiliki badan sel di otak dan sertanya memanjang ke medula spinalis. Neuron pra- dan post-ganglion kemudian mengonduksi impuls simpatik ke organ efektor.
      Saraf ini terletak didepan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, anara lain mempercepat detak jjantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, atara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kandung kemih.

2.8 SISTEM SARAF PARASIMPATIK
    Dua neuron (pre-ganglion dan post-ganglion) terlibat dalam penghantaran impuls dari sumber neuron ke organ efektor. Neurotransmiter pada kedua sinaps adalah asetilkolin. Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantug, memperkecil ppil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mempercepat kontraksi kandung kemih. Karena kerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan keadaan yang normal.

BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
      Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1.   Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya.
2.  Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari: badan sel, dendrite, dan akson.
3.  Sistem saraf dibagi menjadi: sistem saraf pusat  dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer terdiri dari saraf cranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis.

3.2 SARAN   
            Untuk dapat memahami system saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada ( buku,internet, dan lain-lain ) kita harus dapat mengaitkan materi-materi tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah dipahami dan akan selalu diingat.













                                                            DAFTAR PUSTAKA

          Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk; editor edisis bahasa Indonesia, Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

          Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.






Penyebab Glaukoma

Glaukoma Definisi       Glaukoma adalah suatu gejala dari kumpulan penyakit yang menyebabkan suatu resultan yakni meningkatnya te...